Saturday 12 March 2011

"KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)"




1. DEFINISI KECERDASAN BUATAN

H. A. Simon [1987] :
Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas ”
Rich and Knight [1991]:
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.”
Encyclopedia Britannica:
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan”

menurut john McCarthy stanford sebagai kemampuan untuk mencapai sukses dalam menyelesaikan masalah.

Selain itu keserdasan dapat pula didefinisikan sebagai berikut:
  1. sutu study yang mengupayakan bagaimana komputer agar dapat berlaku cerdas
  2. suatu studi yang mengupayakan supaya komputer dapat menyelesaikan masalah yang sulit
  3. teknologi yang mensimulasikan kecerdasan manusia,yaitu bagai mana medefinisikan dan mencoba menyelesaikan persoalan menggunakan komputer dengan meniru manusia menyelesaikan dengan cepat.

Jadi dari definisi di atas dapat saya artikan bahwa kecerdasan buata itu adalah suatu study yang mengupayakan bayaimana computer agar dapat berlaku cerdas dan dapat menyelesaikan masalah yang sulit sepertimana manusia itu menyeleaikan dengan cepan masalah tersebut.

Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast [1984]:
1. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)
2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)

Untuk mrnyelsaikan masalah tersebut diperlukan penakran yang logis.dan musia mempuanyai pemikiran yang logis tersebut dengan cara:
      1. berhayal
      2. menganalisis
      3. memperaktekkan
      4. berfikir

Selain dari definisi diatas kecerdasan buatan sapan juga diartikan dari berbagai perpektif sebagai berikut:
  1. perpektif kecerdasan :membuat mesin memjadi cerdas(mampu berbuat seperti manusia)
  2. perpektif penelitian:suatu study bagaimana computer dapat melaukan sesuatu sebaik yang dikesankan manusia.
  3. Perfektif bisnis:kumpulan peralatan yang sangan punerful (metode lgis dalam menyelesaikan masalah – masalah bisni.
  4. Perfektif pemograman :melputi studi tetang pemograman simbolit,penyelesain masalah pensarian.
2. SEJARAH KECERDASAN BUATAN

pada tahun 1950-an para ilmuwan dan penelii mualai memikirkan bagaimana agar mesin dapat melakukan pekerjaan seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia.Alan turing deorangmatematikawan inggris yag pertama kalimengusulkan adanya tes untuk melihat bisa tidaknya suatu mesin dikatakan cerdas.hasil tes tersebut dikenal dengan nama turing tesk.turing beranggapan bahwah,jika mesin dapat berlaku selayaknya mausia maka mesin tersebut dapat dikatakan cerdas.

Kecerdasan buata sendiri dimunculkan oleh john McCarthy pad tahun 1956,dia adalah seorang profesor dari MASSACHUSETTS INSTITUTE OF TECHNOLOGY.dalam suatu koperensi yang bernama dartmouth conference yang dihadiri oleh peneliti AI.pada konperensi tersebut juga didefinisikan tujuan dari kecerdasa buatan yaitu: mengetahui dan memodelkan proses – proses berfikir manusia dan mendesain mesin agar dapat meniru kelakuan manusia tersebut.

3. KECERDASAN BUATAN DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG

KB dilihat dari berbagai sudut
pandang :
1. Sudut pandang Kecerdasan : mesin menjadi ‘cerdas’ (mampu berbuat apa yang dilakukan oleh manusia)
2. Sudut pandang Penelitian : studi bagaimana membuat agar komputer dapat melakukan sesuatu sebaik yang dilakukan oleh manusia.
Domain penelitian :
Mundane task
Persepsi (vision & speech)
Bahasa alami (understanding, generation & translation)
Pemikiran yang bersifat commonsense
Robot control
Formal task

Permainan/games
Matematika (geometri, logika, kalkulus, integral, pembuktian)
Expert task
Analisis finansial
Analisis medikal
Analisis ilmu pengetahuan
Rekayasa (desain, pencarian, kegagalan, perencanaan,
manufaktur)
3. Sudut pandang Bisnis : kumpulan peralatan yang sangat powerful dan metodologis dalam menyelesaikan masalah-masalah bisnis
4. Sudut pandang Pemrograman : studi tentang pemrograman simbolik, penyelesaian masalah
(problem solving) dan pencarian (searching).

KECERDASAN ALAMI

Menurut Kaplan, diutarakan oleh Turban, McLean dan Wetherbe tahun 1999, pada halam 478, AI atau Artificial Intelligence mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kecerdasan alami (Kecerdaran Manusia). Kelebihan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. AI Lebih Bersifat Permanen
2. AI Menawarkan Kemudahan untuk digandakan dan disebarkan
3. AI dapat lebih murah daripada kecerdasan Alami
4. AI bersifat konsisten dan teliti
5. AI dapat didokumentasi

Penjabaran dari kelima kelebihan AI adalah:

- AI Lebih bersifat Permanen
Berbeda dengan AI, kecerdasan Alami yang dipunyai oleh seseorang tidak dapat disimpan. Ketika orang tersebut pindah kerja, pengetahuan yang dimilikinya ikut terbawa. AI lebih bersifat Permanen karena tetap ada sepanjang sistem komputer dan program masih terpelihara.

- AI Menawarkan Kemudahan untuk digandakan dan disebarkan
Pemindahan pengetahuan dari satu orang ke orang lain memerlukan waktu yang panjang dan bahkan mungkin pengetahuan itu tidak dapat diduplikasi secara lengkap. Adapun pengetahuan dalam sistem komputer mudah sekali untuk disalin dan dipidahkan ke sistem lain.

- AI dapat lebih murah daripada kecerdasan alami
Telah banyak dibuktikan bahwa biaya membeli jasa dengan komputer lebih murah daripada biaya untuk membiayai manusia yang melaksanakan tugas yang sama.

- AI bersifat Konsisten dan Teliti
Hal ini berbeda dengan manusia yang sering tak menentu atau tidak konsisten.

- AI dapat didokumentasi
Keputusan yang dibuat oleh komputer dapat didokumentasi dengan mudah dengan cara mencatat semua kegiatan yang dilakukan sistem. Kecerdasan alami sulit untuk didokumentasi.

Sebagai contoh, seseorang bisa jadi melakukan penyimpulan, tetapi pada saat yang lain mungkin tidak dapat melakukan kembali proses penalaran yang membimbingnya ke kesimpulan ataupun mengingat kembali asumsi-asumsi yang mendasari keputusan


SOFT COMPUTING


Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan sistem proses informasi di dalam model kotak hitam, telah membuat prospek evolusi ilmiah menuju kepada perkembangan sistem kecerdasan, dengan memungkinkan dibuat model-model dari fenomena alam secara otomatis oleh mereka sendiri, dan pada akhirnya perumusan mereka merupakan hukum-hukum fisik di dalam batas hubungan-hubungan yang abstrak. Sistem kecerdasan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang berusaha meniru cara berfikir manusia. Peniruan cara berfikir tersebut terdiri atas dua bagian yaitu peniruan proses berfikir dan peniruan proses komputasi. Pengembangan suatu sistem yang memiliki kecerdasan komputasional dikenal dengan istilah soft computing. Soft computing berusaha untuk mengintegrasikan beberapa paradigma model perhitungan meliputi artificial neural network, fuzzy logic dan genetic algorithms.


1. PENGERTIAN
Soft Computing adalah kumpulan teknik – teknik perhitungan dalam ilmu komputer, inteligensia semu, machine learning dan beberapa disiplin ilmu teknik lainnya, yang berusaha untuk mempelajari, memodelkan, dan menganalisa fenomena yang sangat rumit : untuk metoda yang lebih konvensional yang tidak memberikan biaya rendah, analitis dan solusi lengkap.
Soft Computing adalah segolongan metoda yang mampu mengolah data dengan baik walaupun didalamnya terdapat ketidakpastian, ketidakakuratan maupun kebenaran parsial (Prof. Lotfi A Zadeh, 1992).

2. SEJARAH
Istilah soft computing dicetus pertama kali pada tahun 1990 sehubungan dengan ide untuk mendirikan BISC (Berkeley Initiative in Soft Computer) oleh Prof. L.A.Zadeh dari Berkeley University. Soft computing, berbeda dengan conventional (hard) computing, memungkinkan toleransi terhadap input, proses dan output yang bersifat tidak akurat(imprecision), tidak pasti (uncertainty) dan setengah benar (partial truth).


  1. SOFT COMPUTING SEBAGAI SOLUSI
Metoda soft computing menempati posisi yang menarik dalam perkembangan metoda komputasi dan pemecahan masalah pada saat ini. Hal ini karena ditawarkan solusi yang menarik dan kemudahan implementasi dari metoda ini untuk memecahkan masalah-masalah yang tadinya sangat sulit dipecahkan dengan komputer dengan menggunakan metoda komputasi konvensional.
Dengan adanya toleransi terhadap imprecision, uncertainty dan partial truth, diharapkan akan dapat menciptakan suatu system yang cerdas (intelligent systems), handal (robustness), mudah diproses atau dijalankan (tractability) dan membutuhkan biaya yang lebih murah (low solution cost). Karakteristik ini menempatkan soft computing sebagai salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang terdapat pada domain dunia nyata (real-world domain).
Disekeliling kita terdapat banyak contoh dari berbagai masalah yang berkarakteristik demikian, antara lain :
  • bagaimana kita mampu membaca berbagai macam corak tulisan tangan, atau bahkan pada tulisan itu ada sebagian yang terhapus
  • bagaimana membuat AC agar mengatur sendiri suhunya secara otomatis, sehingga udara didalam ruangan terasa nyaman
  • bagaimana mengenali sesorang, padahal tidak seluruh wajahnya dapat terlihat
Solusi berbagai masalah yang terdapat pada domain ini tidak mudah dihitung dengan berbagai model analitik yang ada. Diperlukan solusi yang seolah memiliki kecerdasan sehingga mampu menyelesaikan masalah – masalah yang sedemikian kompleks itu. Disinilah soft computing menjadi suatu solusi atas permasalahan tersebut.
Metoda soft computing diinspirasikan oleh cara manusia memecahkan suatu masalah. Namun pendekatan soft computing ini berbeda dengan metoda Artificial Intelligence yang menggunakan pendekatan simbolik. Pada pendekatan simbolik yang bertumpu pada Physical Symbol System (PSS), jawaban suatu masalah harus berdasarkan dari keadaan yang konsisten dari data yang ada (Newel and Simon, 1976) karena Physical Symbol System tak dapat memberikan solusi bila keadaan chaos. Dengan kata lain knowledge base yang menjadi basis dari pencarian solusi harus bersifat koheren, konsisten, dan reasonable (Delgrande and Mylopulos, 1986).
Pada sistem konvensional, jawaban akan diberikan apabila seluruh syarat dari permasalahan terpenuhi. Ini menyebabkan sebagian besar dari pendekatan simbolik akan berakhir pada sistem yang bersifat semi-decidable. Sistem tidak akan memberikan jawaban bila seluruh kondisi yang diketahui tidak dipenuhi. Bila keadaan tidak terpenuhi, atau jawaban tidak tertemukan sistem ini akan memberikan jawaban yang bersifat negatif, sifat inilah yang dikenal dengan sifat semi-decidable dari sistem ini.
4. PENCARIAN SOLUSI DENGAN METODA SOFT COMPUTING
Metoda soft computing, tidak menggunakan satu algoritma yang pasti untuk memecahkan suatu masalah. Suatu teknik hanyalah mendeskripsikan interaksi antar sub sistem, bukanlah langkah pemecahan permasalahan secara detail.
Pada problem space, untuk problem yang ingin dipecahkan, telah diketahui contoh penyelesaian, yang biasanya dilakukan oleh human. Informasi yang bersifat pemetaan dari masalah ke solusi inilah yang akan diberikan kepada perangkat soft computing. Dengan memberikan sistem secara terus menerus melalui proses pelatihan maupun optimasi, solusi untuk seluruh problem space dapat ditemukan. Jadi dalam perancangan sistem, tidak perhan didefinisikan bagaimana solusi tersebut dicapai, yang ada hanyalah contoh-contoh, ataupun aturan-aturan kecil dari sistem tersebut.
5. METODA SOFT COMPUTING
Mengacu pada definisi yang diberikan oleh Zadeh, metoda – metoda dalam soft computing dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori besar:
  • Fuzzy Logic
  • Artificial Neural Network
  • Probabilistic Reasoning
Kemudian ditambah dengan :
  • Genetic Algorithm
  • Evolutionary Computation
  • Belief Network
  • Chaos Theory
Metoda – metoda ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru yang diadakan setelah konsep soft computing yang dirumuskan. Yang terjadi justru sebaliknya. Metoda – metoda Fuzzy Logic, Artificial Neural Network, Probabilistic Reasoning maupun Genetic Algorithm telah ada lebih dahulu. Fuzzy Logic telah berkembang sejak tahun 1965. Konsep – konsep dasar Neural Network telah digali sejak tahun 1940an. Demikian halnya dengan Probabilistic Reasoning dan Genetic Algorithm yang bukan merupakan hal baru. Oleh karena itu, Zadeh menyebut soft computing sebagai reinkarnasi dari metoda – metoda diatas
.
Walaupun semua konsep dan teori diatas adalah untuk memproses system dan menyelesaikan masalah yang bersifat uncertainty, keberadaan semua konsep dan teori tersebut seharusnya tidak dilihat sebagai suatu persaingan (competitive) tetapi lebih dilihat sebagai saling melengkapi (complementary). Tidak ada satu konsep atau teoripun yang bersifat perfect, powerful, dan general untuk menyelesaikan semua masalah dalam real-world application, sehingga penggunaan suatu konsep atau teori bergantung dan disesuaikan dengan jenis dan karakteristik dari permasalahan dan aplikasinya. Bahkan, untuk dapat membentuk suatu complicated system yang cerdas (intelligent system), harus diperlukan suatu hybrid system melalui penggabungan beberapa konsep dan teori dari soft computing .
Lebih lanjut lagi, dalam konsep soft computing, metoda – metoda ini ibarat pilar , slaing mendukung dan bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalahan. Keunggulan yang diperoleh dari kerjasama metoda – metoda itu lebih ditekankan daripada keunggulan individual salah satu daripadanya. Kekurangan satu metoda akan ditutup dengan kelebihan metoda lainnya. Keunggulan satu metoda disumbangkan, sehingga segi – segi positif dari metode yang ada tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal ().

6 . TUJUAN SOFT COMPUTING
Tujuan soft computing adalah terbentuknya High Machine Intelligence Quotient (HMIQ), suatu system yang mampu mengolah informasi seperti cara berpikir manusia, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan non-linier dan tidak ada model matematisnya (tractability), serta dapat diimplementasikan dengan biaya rendah.
Adapun tujuan metode soft computing adalah :
  1. Non-linearitas dan kompleksitas problema. Kemampuan menyelesaikan problematika yang sulit dan tidak bisa diselesaikan dengan metoda biasa
  2. Kemampuan memanipulir parameter yang tidak pasti ( sesuatu yang tidak bisa diukur secara pasti, misalnya mengukur kadar cinta )
  3. Kemampuan men-generalisir solusi
  4. Kemampuan klasifikasi dan kuantifikasi data, misalnya dengan lebih mudahnya pengerjaan kasus regresi linier dengan teknologi ini daripada dengan fuzzy logic.
  5. Kemampuan mengatasi keterbatasan data, misalnya pada dunia statistic.



PEMOGRAMAN KOVENSIONAL


dimensi
Intelegensi buatan
Pemograman konvensional
pemrosesan
Mengantung konseb – konseb simbolik
algotitma
Sifat input
Bisa tidak lengkp
Harus lengkap
pencarian
Kebnyakan bersifat heuristik
Biasaya didasarkan pada algoritma
keterangan
disediakan
Biasany tidak disediakan
fokos
pengetahuan
Data dan informasi
struktur
Kontrol dipisahkan dari pengetahuan
Kontrol terintegrasi dengan informasi
Sifat output
kuatitatif
kualitatif
Pemilihan dan update
Relatif murah
sulit
Kemampuan menalar
ya
tidak

PERBANDINGAN ANTARA AI DAN PROGRAM KONVENSIONAL

Program komputer konvensional prosesnya berbasis algoritma, yakni formula matematis atau prosedur sekuensial yang mengarah kepada suatu solusi. Algoritma tersebut dikonversi ke program komputer yang memberitahu komputer secara pasti instruksi apa yang harus dikerjakan. Algoritma yang dipakai kemudian menggunakan data seperti angka, huruf, atau kata untuk menyelesaikan masalah.

Perangkat lunak AI berbasis representasi serta manipulasi simbolik. Di sini simbol tersebut berupa huruf, kata, atau angka yang merepresentasikan obyek, proses dan hubungan keduanya. Sebuah obyek bisa jadi seorang manusia, benda, pikiran, konsep, kejadian, atau pernyataan suatu fakta. Menggunakan simbol, kita dapat menciptakan basis pengetahuan yang berisi fakta, konsep, dan hubungan di antara keduanya. Kemudian beberapa proses dapat digunakan untuk memanipulasi simbol tersebut untuk menghasilkan nasehat atau rekomendasi untuk penyelesaian suatu masalah.








Monday 7 March 2011

KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)



       
A.  Definisi Kecerdasan Buatan
· H. A. Simon [1987] :
                   Kecerdasan buatan  merupakan kawasan
penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman
komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan
manusia adalah- cerdas.

· Rich and Knight [1991]:
                  Kecerdasan Buatan  merupakan sebuah studi tentang bagaimana
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat
dilakukan lebih baik oleh manusia.

· Encyclopedia Britannica:
                  Kecerdasan Buatan  merupakan cabang dari ilmu komputer yang
dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk
simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan
metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.


          B. Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast [1984]:
   1. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)
   2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
   3. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)

     Soalnya dapat dipandang dalam berbagai perspektif.
· Dari perspektif Kecerdasan (Intelligence)
          adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat
          melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia
· Dari perspektif bisnis, AI adalah sekelompok alat bantu (tools) yang
          berdaya guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut
          guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis.
· Dari perspektif pemrograman (Programming),  termasuk didalamnya
          adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah



    c. Perbandingan Kecerdasan Buatan dengan Kecerdasan Alami
           Keuntungan Kecerdasan Buatan dibanding kecerdasan alamiah:
· lebih permanen
· memberikan kemudahan dalam duplikasi dan penyebaran
· relatif lebih murah dari kecerdasan alamiah
· Konsisten dan teliti
· Dapat didokumentasi
· Dapat mengerjakan beberapa task dengan lebih cepat dan lebih baik
dibanding manusia
             Keuntungan Kecerdasan Alami dibanding kecerdasan buatan
· Bersifat lebih kreatif
· Dapat melakukan proses pembelajaran secara langsung, sementara AI
  harus mendapatkan masukan berupa simbol dan representasirepresentasi
· Fokus yang luas sebagai referensi untuk pengambilan keputusan
  sebaliknya AI menggunakan fokus yang sempit


Tuesday 1 March 2011

OBJEK WISATA KOTA TAKENGON



                               GUA LOYANG DATU



Gua Loyang Datu Merah Mege adalah salah satu obyek wisata yang berada di Kecamatan Linge, Gua  Loyang Datu sangat dalam kalau kita selusuri kita akan tembus ke Gua Loyang Koro yang ada di pinggir Danau Laut Tawar Takengon Aceh Tengah.

Menurut Petua (Orang Tua Saksi Sejah) yang ada di linge, dulu gua itu digunakan untuk lintasan membawa kerbau dari Linge ke Takengon, begitu juga sebaliknya dari Takengon ke arah Linge.


Loyang Datu Merah Mege


Loyang Datu Merah Mege








PANTAN TERONG



Pantan Terong adalah sebuah bukit yang terletak di puncak bukit Dataran Tinggi Gayo Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Di tempat ini kita bisa melihat ibu kota Takengon dan Danau Laut Tawar secara keseluruhan, lapangan Pacuan Kuda Belang Bebangka di Kecamatan Pegasing, bandara udara Rembele dari atas, dengan diapit serta dikelilingi punggung gunung bukit barisan yang elok. Pantan Terong terletak di kecamatan Bebesan, 7.5 km dari kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah








GUA PUTRI PUKES


GOA Putri Pukes merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Tengah. Ceritanya diriwayatkan sebagai legenda antara mitos dan fakta.


Betul tidaknya legenda Putri Pukes, hingga sekarang belum ada yang bisa memastikannya. Gua Putri Pukes tempat legenda itu diceritakan, kini sudah menjadi tempat wisata, tetapi sangat di sayangkan gua tempat manusia yang menjadi batu itu sudah disemen dan ditambah-tambah sehingga tidak lagi alami.


Di dalam gua Putri Pukes tersebut terdapat batu yang dipercayai adalah Putri Pukes yang telah menjadi batu, sumur besar, kendi yang sudah menjadi batu, tempat duduk untuk bertapa orang masa dahulu, alat pemotong zaman dahulu.


Abdullah, penjaga gua, Batu putri pukes tersebut membesar karena kadang-kadang batu tersebut menangis sehingga air mata yang keluar tersebut menjadi batu dan makin lama batu tersebut makin membesar.


Sementara sumur besar kata Abdullah, setiap tiga bulan air di sumur tersebut kering dan tidak ada air nya, bila ada air orang pintar akan datang untuk mengambil air tersebut. Sedangkan kendi yang telah menjadi batu tersebut pernah bawa oleh orang, tetapi dikembalikan lagi karena dilanda resah setelah mengambilnya. “Sedangkan tempat bertapa itu di gunakan oleh orang zaman dahulu untuk melakukan bertapa guna mencari ilmu dan alat pemotong (pisau) peninggalan manusia purbakala kata yang ditemukan di dalam goa putri pukes,” jelas Abdullah.


Tidak semua orang Gayo mengetahui cerita legenda Putri Pukes, sebagian dari orang Gayo itu mengetahui legenda itu tetapi tidak mengetahui bagaimana ceritanya. Menurut cerita dan informasi yang  dikumpulkan dari berbagai sumber yang mengetahui tentang legenda Putri Pukes.


Gua Putri Pukes terletak di sebelah utara, tepatnya di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah Putri Pukes merupakan nama seorang gadis kesayangan dan anak satu-satunya yang berasal dari sebuah keluarga di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.


Suatu hari dia, dijodohkan dengan seorang pria yang berasal dari Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama Kabupaten Aceh Tengah (sekarang Kabupaten Bener Meriah). Pernikahan pun dilaksanakan, berdasarkan adat setempat.


Mempelai wanita harus tinggal dan menetap di tempat mempelai pria. Setelah resepsi pernikahan di rumah mempelai wanita selesai, selanjutnya kedua mempelai diantar menuju tempat tinggal pria. Pihak mempelai wanita diantar yang dalam bahasa gayo disebut ‘munenes’ ke rumah pihak pria ke Kampung Simpang Tiga Bener Meriah.


Pada acara ‘munenes’ pihak keluarga mempelai wanita dibekali sejumlah peralatan rumah tangga seperti kuali, kendi, lesung, alu, piring, periuk dan sejumlah perlengkapan rumah tangga lainnya. Adat ‘munenes’ biasanya dilakukan pada acara perkawinan yang dilaksanakan dengan sistem ‘juelen’, dimana pihak wanita tidak berhak lagi kembali ke tempat orangtuanya.


Berbeda dengan sistem ‘kuso kini’ (kesana kemari) atau ‘angkap’. Kuso kini, pihak wanita berhak tinggal di mana saja, sesuai kesepakatan dengan suami. Sementara sistem ‘angkap’, adalah kebalikan dari ‘juelen’, pada sistem perkawinan ini, pihak lelaki diwajibkan tinggal bersama keluarga pihak wanita, disebabkan pihak wanita yang mengadakan lamaran terlebih dahulu.


Pernikahan ini juga disebabkan beberapa hal antara lain, mempelai pria sebelumnya meminta atau mengemis kepada wali mempelai wanita untuk dinikahkan dengan putrinya, dengan alasan sangat mencintainya. Sehingga sebagai persyaratannya, pihak pria harus tinggal bersama keluarga mempelai wanita.


Disinilah detik-detik terjadinya peristiwa sehingga nama Putri Pukes terkenal hingga sekarang, saat akan melepas Putri Pukes dengan iringan-iringan pengantin, ibu Putri Pukes berpesan kepada putrinya yang sudah menjadi istri sah mempelai pria. “Nak…sebelum kamu melewati daerah Pukes yaitu daerah rawa-rawa sekarang menjadi Danau Laut Tawar. Kamu jangan penah melihat ke belakang,”  kata ibu Putri Pukes.


Sang putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes langsung berubah menjadi batu seperti seperti yang sekarang kita jumpai di dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu benar ada.



DIDONG


          Dalam perkembangannya, didong tidak hanya ditampilkan pada hari-hari besar agama Islam, melainkan juga dalam upacara-upacara adat seperti perkawinan, khitanan, mendirikan rumah, panen raya, penyambutan tamu dan sebagainya. Para pe-didong dalam mementaskannya biasanya memilih tema yang sesuai dengan upacara yang diselenggarakan. Pada upacara perkawinan misalnya, akan disampaikan teka-teki yang berkisar pada aturan adat perkawinan. Dengan demikian, seorang pe-didong harus menguasai secara mendalam tentang seluk beluk adat perkawinan. Dengan cara demikian pengetahuan masyarakat tentang adat dapat terus terpelihara. Nilai-nilai yang hampir punah akan dicari kembali oleh para ceh untuk keperluan kesenian didong.


Penampilan didong mengalami perubahan setelah Jepang masuk ke Indonesia. Sikap pemerintah Jepang yang keras telah “memporak-porandakan” bentuk kesenian ini. Pada masa itu, didong digunakan sebagai sarana hiburan bagi tentara Jepang yang menduduki tanah Gayo. Hal ini memberikan inspirasi bagi masyarakat Gayo untuk mengembangkan didong yang syairnya tidak hanya terpaku kepada hal-hal religius dan adat-istiadat, tetapi juga permasalahan sosial yang bernada protes terhadap kekuasaan penjajah Jepang. Pada masa setelah proklamasi, seni pertunjukan didong dijadikan sebagai sarana bagi pemerintah dalam menjembatani informasi hingga ke desa-desa khususnya dalam menjelaskan tentang Pancasila, UUD 1945 dan semangat bela negara. Selain itu, didong juga digunakan untuk mengembangkan semangat kegotong-royongan, khususnya untuk mencari dana guna membangun gedung sekolah, madrasah, mesjid, bahkan juga pembangunan jembatan. Namun, pada periode 1950-an ketika terjadi pergolakan DI/TII kesenian didong terhenti karena dilarang oleh DI/TII. Akibat dilarangnya didong, maka muncul suatu kesenian baru yang disebut saer, yang bentuknya hampir mirip dengan didong. Perbedaan didong denga saer hanya dalam bentuk unsur gerak dan tari. Tepukan tangan yang merupakan unsur penting dalam didong tidak dibenarkan dalam saer.


Dewasa ini didong muncul kembali dengan lirik-lirik yang hampir sama ketika zaman Jepang, yaitu berupa protes (anti kekerasan). Bedanya, dewasa ini protesnya ditujukan kepada pemerintah yang selama sekian tahun menerapkan Aceh sebagai Daerah Operasi Militer, sehingga menyengsarakan rakyat. Protes anti kekerasan sebenarnya bukan hanya terjadi pada kesenian didong, melainkan juga pada bentuk-bentuk kesenian lain yang ada di Aceh.



Didong adalah Sebuah kesenian rakyat Gayo yang dikenal dengan nama Didong, yaitu suatu kesenian yang memadukan unsur tari, vokal, dan sastra. Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII. Kesenian ini diperkenalkan pertama kali oleh Abdul Kadir To`et. Kesenian didong lebih digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah.

Makna
Ada yang berpendapat bahwa kata “didong” mendekati pengertian kata “denang” atau “donang” yang artinya “nyanyian sambil bekerja atau untuk menghibur hati atau bersama-sama dengan bunyi-bunyian”. Dan, ada pula yang berpendapat bahwa Didong berasal dari kata “din” dan “dong”. “Din” berarti Agama dan “dong” berarti Dakwah.

Pungsi
Pada awalnya didong digunakan sebagai sarana bagi penyebaran agama Islam melalui media syair. Para ceh didong (seniman didong) tidak semata-mata menyampaikan tutur kepada penonton yang dibalut dengan nilai-nilai estetika, melainkan di dalamnya bertujuan agar masyarakat pendengarnya dapat memaknai hidup sesuai dengan realitas akan kehidupan para Nabi dan tokoh yang sesuai dengan Islam. Dalam didong ada nilai-nilai religius, nilai-nilai keindahan, nilai-nilai kebersamaan dan lain sebagainya. Jadi, dalam ber-didong para ceh tidak hanya dituntut untuk mampu mengenal cerita-cerita religius tetapi juga bersyair, memiliki suara yang merdu serta berperilaku baik. Pendek kata, seorang ceh adalah seorang seniman sejati yang memiliki kelebihan di segala aspek yang berkaitan dengan fungsinya untuk menyebarkan ajaran Islam. Didong waktu itu selalu dipentaskan pada hari-hari besar Agama Islam.

Permainan dan Peralatan
Satu kelompok kesenian didong biasanya terdiri dari para “ceh” dan anggota lainnya yang disebut dengan “penunung”. Jumlahnya dapat mencapai 30 orang, yang terdiri atas 4--5 orang ceh dan sisanya adalah penunung. Ceh adalah orang yang dituntut memiliki bakat yang komplit dan mempunyai kreativitas yang tinggi. Ia harus mampu menciptakan puisi-puisi dan mampu menyanyi. Penguasaan terhadap lagu-lagu juga diperlukan karena satu lagu belum tentu cocok dengan karya sastra yang berbeda. Anggota kelompok didong ini umumnya adalah laki-laki dewasa. Namun, dewasa ini ada juga yang anggotanya perempuan-perempuan dewasa.


Selain itu, ada juga kelompok remaja. Malahan, ada juga kelompok didong remaja yang campur (laki-laki dan perempuan). Dalam kelompok campuran ini biasanya perempuan hanya terbatas sebagai seorang Céh. Peralatan yang dipergunakan pada mulanya bantal (tepukan bantal) dan tangan (tepukan tangan dari para pemainnya). Namun, dalam perkembangan selanjutnya ada juga yang menggunakan seruling, harmonika, dan alat musik lainnya yang disisipi dengan gerak pengiring yang relatif sederhana, yaitu menggerakkan badan ke depan atau ke samping.

Jalanya Pementasan
Pementasan didong ditandai dengan penampilan dua kelompok (Didong Jalu) pada suatu arena pertandingan. Biasanya dipentaskan di tempat terbuka yang kadang-kadang dilengkapi dengan tenda. Semalam suntuk kelompok yang bertanding akan saling mendendangkan teka-teki dan menjawabnya secara bergiliran. 
Dalam hal ini para senimannya akan saling membalas “serangan” berupa lirik yang dilontarkan olah lawannya. Lirik-lirik yang disampaikan biasanya bertema tentang pendidikan, keluarga berencana, pesan pemerintah (pada zaman Orba), keindahan alam maupun kritik-kritik mengenai kelemahan, kepincangan yang terjadi dalam masyarakat. Benar atau tidaknya jawaban akan dinilai oleh tim juri yang ada, yang biasanya terdiri dari anggota masyarakat yang memahami ddidong ini secara me